Minggu, 21 November 2010

Tahukah anda??? Mengapa Mourinho Layak Menyebut Dirinya Spesial?

Dia memang spesial,
setidaknya ada sesuatu dalam dirinya yang memang spesial..Jika kita membaca riwayat pekerjaannya, karir Jose Mourinho terus membumbung layaknya kepulan awan panas gunung berapi. Sebuah prestasi yang membuat lelaki paruh baya ini tak pernah sungkan untuk menjuluki dirinya sendiri sebagai the Special One.Manajer berprestasi bukan cuma Mourinho seorang, rasa spesial baru terasa ketika dia mengumbar komentar dan intelegensia yang ia miliki kepada media massa. Sinis, arogan, namun jangan ingkar dengan mengatakan kita tidak terhibur dengan karakternya.
Baru-baru ini, Lionel Messi yang biasanya pendiam terpancing untuk mengomentari Mourinho. Dan di tulisan ini, sepaxbola.info juga terpancing untuk melihat seberapa spesial Jose Mourinho. Terutama setelah pendapatnya perihal pengganti Alex Ferguson di Manchester United kelak: Like Madrid, the Manchester United job is special and only a ­special manager is good enough to take the job.
Hanya manajer spesial yang cocok menjadi manajer United. Dan ketika dia bicara spesial, Mourinho akan selalu memasukkan namanya dalam definisi kata spesial itu. 
Jose Mourinho, lahir tahun 1963, jadi usianya sekarang sekitar 47 tahun. Dia menjadi manajer sejak tahun 2000. Benfica, Uniao de Leiria, Porto, Chelsea, Inter, dan Madrid adalah klub yang pernah mempekerjakan dirinya. Namanya melejit sejak membawa Porto juara Liga Champions, kemudian menjadi selebritis di Liga inggris, lalu meraih treble winner bersama Inter, dan kini sedang menyusun ambisi baru bersama Real Madrid.
Ini dia prestasi Mourinho, 13 trophy dalam 7 tahun terakhir:
Porto (2002–2004): 2003 Portuguese Liga, 2003 Portuguese Cup, 2003 UEFA Cup, 2003 Portuguese Super Cup, 2004 Portugese Liga, 2004 UEFA Champions League
Chelsea (2004–2007): 2005 FA Premier League, 2005 League Cup, 2005 FA Community Shield, 2006 FA Premier League, 2007 League Cup, 2007 FA Cup
Inter (2008–2010): 2008 Supercoppa Italiana, 2009 Serie A, 2010 Serie A, 2010 Coppa Italia, 2010 UEFA Champions League. Meskipun dia bukan pemain sepakbola yang hebat..
Sebagai pemain, nama Mourinho sangat tak terdengar. Dia sangat buruk, maka melanjutkan hidup di jalur pendidikan formal lebih dipilih oleh lelaki penguasa 5 bahasa ini. Mourinho meraih gelar sarjana dalam bidang ilmu olahraga dengan tesis mengenai metodologi persepakbolaan. 
Faktanya memang tidak banyak pemain sepakbola hebat yang juga hebat sebagai manajer. Ada, tapi tidak banyak. Capello, Ferguson, dan Wenger juga bukan mantan pemain sukses. Mourinho menganalogikan pekerjaan manajer seperti halnya seorang dokter gigi, dia mengaku punya dokter gigi yang hebat meskipun dokternya itu yang tak pernah menderita sakit gigi yang luar biasa.
Karirnya meroket mulus sejak dari awal...
Sejak lulus kuliah, Mourinho dengan cepat melesatkan karirnya di dunia kerja. Awalnya menjadi pengajar, kemudian menjadi pelatih tim junior. Pintu rizkinya makin terbuka sejak menjadi penerjemah untuk Bobby Robson di Sporting Lisbon. Ketika Bobby Robson pindah ke FC Porto lalu ke Barcelona, Mourinho diajak dan dinaikkan pangkatnya menjadi asisten pelatih. Dia masih menjadi asisten ketika Louis van Gaal menggantikan Bobby Robson.
Pada tahun 2000, Mourinho memutuskan kembali ke Lisbon untuk menjadi pelatih Benfica. Namun cerita sesungguhnya baru dimulai ketika dia memimpin FC Porto menaklukkan Eropa selama dua tahun berurutan: Juara Piala UEFA 2003 dan Juara Liga Champions 2004!
Saat tiba di Chelsea pada 2004, dengan bekal juara Eropa bersama FC Porto, ia menyebut dirinya sebagai the Special One. Mourinho mendadak menjadi bumbu segar persepakbolaan Inggris yang sebelumnya didominasi muka-muka usang macam Fergie dan Wenger. Profilnya bahkan menjadi salah satu penghuni patung lilin di Museum Madame Tussaud di London.
Please don't call me arrogant, but I'm European champion and I think I'm a special one.
Kiprahnya di Chelsea dan Inter juga masih cukup segar di ingatan kita, dengan hasil 6 piala untuk Chelsea dan 5 untuk Inter Milan. Catatan ini makin membuatnya merasa layak untuk menyebut dirinya sendiri sebagai the Special One.
Jadi, Jose Mourinho memang betul spesial? Meski arogansinya seringkali menjadi tembok tebal yang menghadang setiap pengakuan atas kapabilitas yang ia punya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar