Meletusnya Gunung Merapi dalam beberapa pekan terakhir memperkuat dugaan tim ilmuwan bahwa dalam kurun 800 tahun erupsi gunung-gunung berapi telah mengubah pola hujan di penjuru Asia. Perubahan itu bertentangan dengan prediksi-prediksi dari sudut pandang perubahan iklim.
Demikian menurut tim peneliti dari Universitas Columbia, Amerika Serikat (AS). "Para peneliti telah mengetahui bahwa ledakan gunung berapi bisa mempengaruhi cuaca dengan memuntahkan partikel-partikel yang menghalangi energi matahari sekaligus mendinginkan udara," demikian menurut tim peneliti, yang dimuat di laman National Science Foundation (lembaga pemerintah AS yang mendanai riset tersebut) pada Kamis, 4 November 2010.
Mereka selanjutnya menilai bahwa ledakan gunung berapi mempengaruhi curah hujan di kawasan yang sering hujan di Asia, di mana topan musiman melanda tanaman-tanaman panenan bagi hampir setengah dari populasi di muka bumi.
Tim peneliti memaparkan bahwa letusan besar cenderung menyebabkan seringnya cuaca panas di banyak wilayah di Asia Tengah, namun bisa meningkatkan intensitas hujan di Asia Tenggara, diantaranya Vietnam, Laos, Kamboja, Thailand dan Myanmar.
"[Aktivitas] gunung berapi bisa menjadi pemain penting dalam perubahan iklim," kata Kevin Anchukaitis, salah seorang peneliti. Dia dan timnya lalu menjelaskan bagaimana letusan gunung berapi bisa mempengaruhi cuaca.
Erupsi besar mengirim unsur-unsur sulfur yang berubah menjadi partikel-partikel sulfat yang kecil di lapisan atmosfer. Partikel-partikel itu lalu menahan radiasi surya.
Fenomena itu menghasilkan cuaca yang lebih sejuk di permukaan bumi dan itu bisa berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Tim peneliti memberi contoh ledakan beberapa gunung berapi yang memberi dampak yang dahsyat di tempat-tempat jauh.
Salah satunya adalah letusan Gunung Tambora pada 1815. Aktivitas gunung yang terletak di Pulau Sumbawa itu berdampak atas membekunya tanaman-tanaman pertanian di wilayah hingga sejauh New England, AS. Pada 1991, letusan Gunung Pinatubo di Filipina mampu menurunkan suhu gobal sebesar 0,7 derajat Fahrenheit , cukup untuk menutupi efek gas rumah kaca selama sekitar setahun.
Kendati demikian, tim ilmuwan menilai bahwa letusan Gunung Merapi, yang telah menimbulkan banyak korban jiwa, tidak sampai menimbulkan efek cuaca yang begitu luas.
Sumber : Vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar