Jumat, 01 Oktober 2010

Fakta Unik Gunung Krakatau

Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.

Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.


Tinggi gunungnya hanya 813 m (2,667 kaki). Tapi letusan gunung nya dahsyat, sekitar 30000 kali lebih besar dari Hirosima
Letaknya di Selat Sunda. Kalau pernah naik kapal dari Merak ke Bakauheni pasti tahu


Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.


ANAK KRAKATAU



Mulai pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya. Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 20 inci per bulan. Setiap tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 20 kaki dan lebih lebar 40 kaki. Catatan lain menyebutkan penambahan tinggi sekitar 4 cm per tahun dan jika dihitung, maka dalam waktu 25 tahun penambahan tinggi anak Rakata mencapai 7.500 inci atau 500 kaki lebih tinggi dari 25 tahun sebelumnya. Penyebab tingginya gunung itu disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru itu. Saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut, sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 meter dari permukaan laut.


Menurut Simon Winchester, sekalipun apa yang terjadi dalam kehidupan Krakatau yang dulu sangat menakutkan, realita-realita geologi, seismik serta tektonik di Jawa dan Sumatera yang aneh akan memastikan bahwa apa yang dulu terjadi pada suatu ketika akan terjadi kembali. Tak ada yang tahu pasti kapan Anak Krakatau akan meletus. Beberapa ahli geologi memprediksi letusan in bakal terjadi antara 2015-2083. Namun pengaruh dari gempa di dasar Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 juga tidak bisa diabaikan.







2 gambar diatas adalah GUNUNG KRAKATAU yang meletus pada SEPTEMBER 2009


LETUSAN GUNUNG
NOVEMBER 2009


Tingkat siaga di Gunung Krakatau di Indonesia telah diturunkan dari Siaga (Level III) menjadi Waspada (Level II). Gempa bumi akibat ledakan diukur selama beberapa bulan lalu, Agustus 4311 kali, 541 kali pd September, dan Oktober 34 kali. Ada penurunan signifikan dalam aktivitas letusan di gunung berapi tersebut sejak bulan Agustus 2009. Orang-orang masih disarankan untuk menghindari mendarat di Anak Krakatau. Masyarakat di wilayah pesisir Banten dan Lampung telah diperingatkan untuk tidak percaya rumor bahwa letusan Anak Krakatau akan menyebabkan tsunami. Perikanan perahu diijinkan sekitar Anak Krakatau.

MEI 2009

Letusan terus di Gunung Krakatau di Indonesia dari kawah di sisi barat daya kerucut pada bulan Mei 2009. Seorang penasehat abu vulkanik dari Darwin VAAC melaporkan abu sampai 10.000 melayang barat laut dari gunung berapi. Pada tanggal 6 Mei 2009, tingkat siaga di Krakatau dibangkitkan dari Waspada (Level 2) ke Siaga (Level 3), dari tingkat maksimum 4. Sebuah periode baru dimulai pada letusan Krakatau pada Maret, 19 2009 ketika 19 ledakan dicatat. Antara 1-25 April 2009 telah terjadi 4.060 ledakan. Jumlah ledakan gempa bumi diukur adalah: 30 April 229, 1 Mei 324, 2 Mei 318, 3 Mei 250, 4 Mei sebanyak 403, 5 Mei 371, dan 6 Mei 132 (sampai tengah hari). Gempa bumi vulkanik dangkal, dan tremor telah direkam.

Pengamatan visual dari Rajabasa Kabupaten di Sumatra pada bulan April dilaporkan emisi abu 50-1.000 m di atas puncak. Dari 1-24 April suara menggelegar terdengar dari Sumatra 174 kali, 83 kali 25-29 April. Tidak ada suara terdengar dari Krakatau antara 30 April dan 6 Mei. material pijar dan abu sedang dipancarkan ke dalam radius 500 m dari kawah. aliran piroklastik dapat mencapai jarak 700 m dari kawah. Ash jatuh 5 km dari gunung berapi. Permintaan dari Indonesia Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi permintaan orang tinggal minimal 2 km dari gunung berapi. Masyarakat lokal masih diizinkan untuk ikan di luar radius 2 km zona bahaya. Masyarakat di pesisir Provinsi Banten dan Lampung diminta untuk tetap tenang dan tidak takut tsunami.

yang lebih menakutkan

Beberapa ahli geologi memprediksi letusan in bakal terjadi antara 2015-2083. Namun pengaruh dari gempa di dasar Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 juga tidak bisa diabaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar