Peristiwa ini terutama terjadi di bumi belahan selatan termasuk sebagian besar Australia, Afrika dan Amerika Selatan, menurut studi yang dilakukan peneliti Oregon State University.
Di sebagian besar dunia, tanah menjadi lebih kering dari biasanya.
Studi yang akan diterbitkan pada jurnal Nature edisi Oktober ini merupakan studi pertama yang melihat pergerakan air dari tanah ke atmosfer dalam skala global yang disebut evapotranspiration.
Kebanyakan model iklim menyatakan evapotranspiration akan meningkat bersamaan dengan pemanasan global, karena peningkatan penguapan air laut dan hujan.
Karena hanya berisi data beberapa dekade ke belakang, peneliti mengatakan mereka tidak yakin apakah perubahan ini merupakan bagian dari variabilitas iklim alami, atau bagian dari perubahan global jangka panjang.
Kemungkinan global yang ada adalah batas percepatan siklus hidrologis tanah telah mencapai batas. Jika benar itu adalah kasusnya, maka konsekuensinya sangat serius.
Hal ini dapat menyebabkan kurangnya pertumbuhan vegetasi, kurangnya penyerapan karbon, kurangnya mekanisme pendinginan alami oleh evapotranspiration, lebih banyak tanah yang memanas, gelombang panas akan lebih intens, dan terdapat feedback loop yang dapat mengintensifikasi pemanasan global, kata studi tersebut.
sumber: http://teknologi.inilah.com/read/detail/887752/gawat-sebagian-besar-bumi-mengering
Tidak ada komentar:
Posting Komentar